Tren Balap Liar di Kalangan Remaja
Tren Balap Liar dan Tujuannya
Balap liar, kata yang familiar bagi generasi muda, sering terjadi di sekitar kita. Lantas, apa yang mereka cari?
Bagi mereka, tren balap liar menjadi sarana mencari teman sebaya dan menghilangkan masalah dalam kehidupan remaja. Inilah yang menyebabkan balap liar marak terjadi, juga menjadi ajang adu gengsi dan pencarian jati diri.
Risiko Balap Liar
Sayangnya, jati diri yang mereka cari beririsan dengan risiko besar. Jiwa muda yang senang dengan kegiatan memicu adrenalin mencari kesenangan dari sensasi memacu kendaraan secepat mungkin, menghiraukan apa yang akan terjadi.
Waktu dan Tempat Balap Liar
Tidak ada waktu pasti kapan ajang balap liar ini dilakukan, namun berdasarkan pantauan di lapangan, balap liar sering digelar saat akhir pekan atau malam minggu, serta malam hari libur lainnya di lokasi yang memiliki lintasan lurus 200 sampai 500 meter.
Lintasan ini dipilih karena umumnya balap liar berupa drag bike atau balapan trek lurus. Sang joki akan memacu kendaraannya secepat mungkin untuk mendapatkan gelar juara.
Penyebab Balap Liar
Salah satu faktor penyebab balap liar adalah kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya. Banyak orang tua terlalu sibuk bekerja sehingga anak mereka dibiarkan masuk ke dalam pergaulan yang tidak benar.
Selain itu, pemerintah dinilai kurang memberi perhatian terhadap masalah ini. Aparat terkait kurang dalam melakukan pengawasan, terutama pada malam hari ketika kegiatan ini berlangsung.
Dampak Balap Liar
Kegiatan ini mengundang sejumlah masalah, mulai dari kenyamanan warga sekitar akan bisingnya suara kendaraan yang dipakai balapan, pengguna jalan lain yang melintas, serta ancaman hilangnya nyawa bagi pelaku dan orang di sekitar lokasi.
Upaya Mengatasi Balap Liar
Namun, pengawasan orang tua dan patroli oleh petugas dirasa belum mampu menghentikan aksi ini. Generasi muda dengan berbagai akalnya akan mencuri waktu saat semua lengang, turun ke jalan saat orang tua terlelap tidur, serta memilih lokasi aman tanpa terjaring razia.
Penangkapan yang dilakukan terhadap para pelaku balap liar tidak memberi efek jera, banyak pula dari mereka yang belum berusia 17 tahun. Secara hukum mereka terbebas karena di bawah umur, hanya diberi hukuman pendisiplinan dan dikembalikan ke pihak orang tua dan sekolah.
Solusi: Sirkuit Resmi
Akankah generasi muda harus mati sia-sia di lintasan yang tidak aman ini? Apakah tidak ada cara untuk menyelamatkan mereka? Setiap perkara pasti ada solusi.
Alternatif yang lebih aman dan terkontrol bagi para pecinta balapan menjadi jalan keluar. Pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama menciptakan sirkuit resmi.
Adapun dalam sirkuit resmi ini dapat diatur regulasi bagi para pelaku, mulai dari setiap pembalap mengenakan pakaian balap lengkap, jarak penonton dengan lintasan, serta tim medis yang berjaga.
Dengan adanya sirkuit resmi ini, para pembalap dapat menyalurkan hobi mereka, bukan lagi menghancurkan, justru menyongsong masa depan gemilang menciptakan pembalap profesional untuk nantinya bersaing di kancah nasional bahkan internasional.
Dukungan untuk Generasi Muda
Doni Tata, Rio Haryanto, serta sejumlah nama besar lainnya yang telah dikenal luas harus memiliki generasi penerus. Kita tidak perlu lagi membatasi minat generasi muda yang hobi berkendara kencang ini, kita harus mendukung mereka dengan cara yang positif.
Saat ini, pemerintah setempat bersama kepolisian dan masyarakat mulai terbuka kesadarannya dalam mencari solusi masalah ini. Ajang balap resmi mulai rutin dilakukan di sejumlah daerah. Tujuannya tentu sebagai tempat para pelaku balap mencurahkan hobinya.
Ke depannya, tinggal lintasan yang lebih memadai perlu dibangun. Sehingga ajang yang diselenggarakan mendapat tingkat keamanan yang lebih terjamin, bukan lagi membahayakan bagi banyak orang.
Penulis: Ahmad Soubud Dai Al Ghozali (Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang)