Artikel – Di era digital, generasi Z mengalami transformasi besar dalam cara mereka berkomunikasi. Generasi ini tumbuh dengan teknologi digital dan media sosial, yang membuat komunikasi menjadi lebih cepat dan efisien. Namun, perubahan ini juga membawa tantangan baru dalam cara berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.
Karakteristik Gaya Komunikasi Gen Z: Cepat dan Efisien: Gen Z mengutamakan komunikasi yang cepat dan efisien. Mereka lebih suka pesan teks atau chat dibandingkan panggilan telepon atau tatap muka. Emoji, GIF, dan meme (foto-foto lelucon) sering digunakan untuk menyampaikan perasaan atau pesan dengan cepat (visual dan interaktif).
Platform media yang sering digunakan seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat sangat populer di kalangan Gen Z karena mereka lebih menyukai konten visual dan interaktif. Video pendek, story, dan live streaming adalah cara utama mereka berkomunikasi dan berbagi pengalaman (autentik dan transparan).
Namun adapula dampak negatif dari komunikasi via media sosial yaitu dapat menyebabkan ketergantungan yang mengganggu kehidupan sehari hari, walaupun dapat memperluas jaringan sosial tetapi terlalu banyak waktu yang dihabiskan di media sosial dapat mengurangi interaksi sosial di dunia nyata, rentan terhadap penyebaran berita palsu yang dapat mempengaruhi persepi orang, memungkinkan perbandingan yang tidak sehat dengan kehidupan orang lain sehingga menimbulkan perasaan kurang percaya diri dan media sosial juga sering menjadi tempat untuk bullying yang berdampak buruk pada kesehatan mental seseorang.
Gen Z menghargai keaslian dan transparansi, mereka lebih suka komunikasi yang jujur dan apa adanya, serta cenderung menghindari pesan yang terasa dibuat-buat atau terlalu formal,Global dan Multikultural: Dengan akses ke internet, Gen Z terhubung dengan teman-teman dari berbagai belahan dunia. Ini membuat mereka lebih terbuka terhadap berbagai budaya dan cara komunikasi yang berbeda.
Tantangan Gaya Komunikasi Gen Z diantaranya mis Interpretasi Pesan. Komunikasi melalui teks sering kali rentan terhadap kesalahpahaman karena tidak adanya isyarat non-verbal seperti intonasi suara atau ekspresi wajah. Kurangnya keterampilan komunikasi tatap muka.
Terlalu mengandalkan komunikasi digital dapat mengurangi keterampilan komunikasi langsung, seperti kemampuan berbicara di depan umum atau membaca bahasa tubuh. Keharusan untuk selalu online dan terhubung bisa menimbulkan tekanan sosial yang besar, yang berdampak pada kesehatan mental. FOMO (fear of missing out) dan perbandingan sosial menjadi isu yang umum.
Strategi menghadapi tantangan komunikasi diantaranya, pahami lawan bicara: Sesuaikan gaya komunikasi, berikan perhatian penuh pada lawan bicara dengan cara mendengarkan perkataannya untuk memahami pesan yang disampaikan oleh lawan bicara, serta menggunakan bahasa yang tepat dan memahami preferensi komunikasi orang lain dapat membantu mengurangi kesalahpahaman.
Seimbangkan Komunikasi Digital dan Langsung: Latih keterampilan komunikasi tatap muka dengan berpartisipasi dalam diskusi kelompok, presentasi, atau aktivitas sosial offline, gunakan teknologi dengan bijak. Manfaatkan fitur-fitur yang ada di platform media sosial untuk mendukung komunikasi yang sehat, seperti pengaturan privasi, batasan waktu penggunaan aplikasi, dan alat manajemen stres,
Tetap Otentik: Prioritaskan kejujuran dan transparansi dalam komunikasi. Ini akan membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan dengan orang lain.
Peran teknologi dalam gaya Komunikasi Gen Z bahwa teknologi berperan besar dalam membentuk gaya komunikasi Gen Z. Aplikasi perpesanan, media sosial, dan platform kolaborasi online memungkinkan mereka berkomunikasi dengan cara yang lebih fleksibel dan kreatif. Di satu sisi, teknologi memudahkan pertukaran informasi dan mempercepat respons.
Di sisi lain, teknologi juga bisa menjadi sumber distraksi dan tekanan jika tidak digunakan dengan bijak. Gaya komunikasi generasi Z di era digital ditandai oleh kecepatan, efisiensi, dan preferensi untuk konten visual serta interaktif. Meski menghadapi tantangan seperti misinterpretasi pesan dan tekanan sosial, gen Z juga menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi dan memanfaatkan teknologi secara inovatif.
Dengan memahami karakteristik dan tantangan ini, kita bisa lebih baik dalam berinteraksi dan membangun hubungan yang positif dengan Gen Z. Dalam era digital ini, penting untuk menyeimbangkan komunikasi digital dan tatap muka, serta menggunakan teknologi dengan bijak untuk mendukung kesehatan mental, emosional dan keterampilan komunikasi yang baik.
Penulis: Alya Hanifah Khairi (Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Mahasiswa Universitas Pamulang)