Sistem Ekonomi Islam dan Larangan Riba
Dalam konteks semakin diterimanya era modern yang berfokus pada materialisme untuk belajar bahkan dalam dunia agama, ayat Al-Quran di Surah Al-Baqarah ayat 275 adalah di mana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Allah telah menghalalkan perdagangan dan mengharamkan riba.” Hal ini tidak hanya sebuah pendirian dasar, tetapi adalah dasar alasan yang memisahkan sistem ekonomi Islam dari kapitalis.
Dalam dunia di mana banyak orang terjebak dalam gendang-gendang pinjaman bunga, Islam menawarkan cara yang mempromosikan keadilan dan keberkahan. Hukum riba jelas: haram. Tapi sebenarnya, ayat ini juga mengajarkan kita bagaimana harta harus dikelola secara adil serta produktif. Hakikat yang dilatarbelakangi oleh ayat ini adalah pentingnya sebuah sistem ekonomi yang berprinsipkan keberkahan dan syariat.
Rasulullah SAW bersabda,
الرِّبَا ثَلاَثَةٌ وَسَبْعُونَ بَابًا؛ أَيْسَرُهَا مِثلُ أَن يَنْكِحَ الرَّجُل أُمَّه، وَإنّ أَربَى الرِّبَا عِرضُ الرَّجُل الـمُسْلِم
“Riba itu ada 73 pintu, yang paling ringan, seperti orang yang berzina dengan ibunya. Dan riba yang paling riba adalah kehormatan seorang muslim.” (HR. Hakim 2259 dan dishahihkan ad-Dzahabi). Hadist ini memperlihatkan betapa seriusnya riba yang memiliki dampak negatif, dan Nabi mengaitkan hal ini dengan dua jenis kenal orang.
Ekonomi Ribawi dan Ketidaksetaraan
Secara umum, ekonomi ribawi menyebabkan lebih banyak ketidaksetaraan ekonomi, memperkaya sedikit jumlah orang kaya dan miskin yang semakin tersudutkan. Islam memotivasi orang untuk berdagang secara adil melalui akad-akad yaitu jual-beli, mudharabah, dan musyarakah. Jika dipikir-pikir, sistem ekonomi Islam ini tidak hanya penting bagi umat Islam, tetapi juga menjadi alternatif global untuk mengatasi krisis keuangan.
Sistem keuangan berbasis syariah yang berkembang pesat saat ini membuktikan bahwa dunia membutuhkan pendekatan yang lebih etis dan komprehensif. Tidak mengherankan jika banyak negara non-Muslim mulai mengadopsi beberapa prinsip ekonomi Islam untuk menciptakan stabilitas keuangan yang lebih adil. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan universalitas nilai-nilai Al-Qur’an.
Menjauhi Riba dan Menerapkan Prinsip Halal
Sebagai umat Muslim, ayat ini mengingatkan kita untuk menjauhi riba dan berusaha melakukan transaksi yang halal. Dalam bisnis besar maupun kecil, keberkahan akan datang jika kita dengan tulus menerapkan prinsip ini. Di tengah gencarnya perekonomian modern, kami menjadikan ajaran Al-Qur’an dan Sunnah sebagai panduan utama dalam pengelolaan kekayaan. Karena kekayaan dan kesejahteraan yang halal tidak hanya membawa kedamaian di dunia, namun juga memberikan bekal untuk akhirat.
Sistem ekonomi kapitalis yang mendominasi dunia saat ini sering menawarkan solusi instan, seperti pinjaman berbunga, tetapi akhirnya menjebak banyak orang dalam siklus utang yang tidak pernah berakhir. Namun, Islam menawarkan solusi jangka panjang melalui sistem ekonomi berbasis Syariah yang berfokus pada prinsip keadilan, keberlanjutan, dan keberkahan.
Prinsip Ekonomi Islam: Larangan Riba dan Keadilan dalam Transaksi
Salah satu prinsip penting ekonomi Islam adalah larangan riba. Hal ini tidak hanya berdampak pada suku bunga, tetapi juga mencegah segala bentuk eksploitasi dalam transaksi keuangan. Islam mengajarkan pentingnya membangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan melalui kemitraan seperti mudharabah dan musyarakah yang mengedepankan kerja sama dan keadilan.
Ekonomi Syariah sebagai Solusi Keuangan yang Adil
Dalam kehidupan modern yang penuh dengan tantangan, mengambil langkah untuk beralih menggunakan ekonomi berbasis syariah adalah keputusan terbaik yang membawa keberkahan. Ekonomi syariah tidak hanya menawarkan solusi keuangan yang adil tetapi juga mengaitkan kita dengan nilai-nilai keislaman yang membawa kemaslahatan. Dengan meninggalkan praktik riba dan memilih transaksi yang halal, kita sama saja mulai melangkah menuju kesejahteraan dunia dan akhirat.
Zakat: Bentuk Kepedulian dan Pemerataan Kekayaan
Menunaikan zakat sebagai salah satu rukun Islam juga menjadi landasan utama dalam ekonomi syariah. Zakat bukan hanya kewajiban, tetapi juga bentuk aksi nyata kepedulian kita terhadap sesama. Melalui zakat, harta yang kita miliki tidak hanya membersihkan jiwa dari hal-hal buruk, tetapi juga memberikan manfaat kepada mereka yang membutuhkan. Dengan menunaikan zakat, kita turut mendukung terciptanya pemerataan kekayaan dan peretasan kemiskinan dalam masyarakat.
Ekonomi Syariah: Ibadah dan Bekal untuk Akhirat
Selain itu, penerapan ekonomi syariah adalah bentuk ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dalam setiap transaksi yang dilakukan sesuai syariat, ada keberkahan yang Allah titipkan di dalamnya. Ketika kita berusaha mengelola kekayaan dengan cara yang halal, kita tidak hanya membangun kehidupan dunia yang lebih baik, tetapi juga mempersiapkan bekal untuk akhirat. Dengan niat yang tulus, kita dapat menjadikan setiap aspek kehidupan kita, termasuk dalam hal ekonomi, sebagai sarana untuk meraih ridha Allah.
Mulai sekarang mari kita melangkah menuju sistem ekonomi yang lebih adil, menunaikan zakat dengan penuh kesadaran, dan mendekatkan diri kepada Allah agar hidup kita senantiasa dilimpahi keberkahan untuk mencapai kemaslahatan di dunia dan akhirat.
Penulis:
Alya Rahmanisa
(Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Ekonomi Syariah)