Kabupaten Tangerang, memiliki banyak faktor pendukung untuk pengembangan industri kreatif, termasuk kreasi, produk, komunitas, dan event kreatif.
Salah satu sektor industri kreatif yang terkenal dari Kabupaten Tangerang adalah industri berbasis bambu.
Bambu menjadi bagian dari budaya dan sejarah panjang Kabupaten Tangerang. Kabupaten ini dikenal dengan kerajinan dan kesenian rakyat yang berbahan bambu.
Kemunculan topi bambu di Tangerang dimulai dari seorang saudagar Cina pada abad ke-19. Saudagar ini datang dari Manila, Filipina, untuk memperluas usahanya di Jawa.
Namun, saudagar itu berubah pikiran setelah melihat banyaknya bahan baku topi bambu di Jawa, seperti bambu dan serat pandan. Dia pun memilih memperkenalkan topi bambu kepada masyarakat lokal.
Produksi topi bambu pun dimulai, melibatkan seluruh penduduk, baik anak-anak maupun orang dewasa. Topi bambu telah menjadi ikon Kabupaten Tangerang sejak tahun 1880-an.
Topi ini sangat populer di Eropa dan Amerika Latin pada masa penjajahan Hindia Belanda. Pada masa kolonial Belanda, topi bambu digunakan tentara Koninklijke Netherlands Indie Leger (KNIL) di Indonesia.
Topi bambu menjadi simbol kejayaan kerajinan topi Kabupaten Tangerang di masa lalu. Kerajinan ini bertahan meski menghadapi arus globalisasi yang kuat.
Kerajinan topi bambu juga menjadi kearifan lokal masyarakat Kabupaten Tangerang. Kearifan lokal ini diwariskan dari generasi ke generasi.
Meski lokal, kerajinan bambu dari Tangerang mengandung nilai-nilai moral yang universal. Bambu juga digunakan dalam pembuatan alat musik dan properti kesenian rakyat.
Pada tahun 2023, pemetaan menggunakan GIS (Geographic Information System) menemukan 367 pengrajin dan pelaku kesenian bambu di Kabupaten Tangerang.