Tangerang Selatan – Lembaga Kajian Keagamaan Universitas Pamulang (LKK UNPAM) mengadakan seminar Nasional Keagamaan tentang Agama dan Ilmu Pengetahuan (AI antara Kemajuan Teknologi dan Kemunduran Akhlak) pada Kamis (27/6/2024) di Auditorium H. Darsono Universitas Pamulang Kampus 2 Viktor.
Acara ini dihadiri oleh Keluarga Besar Yayasan Sasmita Jaya, Jajaran Rektorat, Dosen, serta Mahasiswa Universitas Pamulang. Acara ini juga dihadiri oleh dua narasumber yaitu Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, M.Sc. dan K.H. Muhammad Cholil Nafis, Lc., S.Ag., M.A., Ph.D.
Seminar nasional kegamaan tahun ini diikuti oleh mahasiswa yang sedang mendapatkan matakuliah pendidikan agama.
Kegiatan yang dihadiri oleh 6213 mahasiswa ini yang terdiri dari peserta offline sebanyak 2.500 dan peserta online sebanyak 3713, berjalan hingga selesai dengan tertib dan damai.
Kiai Cholil Nafis selaku narasumber pertama memaparkan bahwa ayat pertama kali dalam Quran adalah surat al-Alaq ayat 1 sampai 5. Perintah membaca dengan menyebut nama Allah yang menciptakan manusia.
Islam menyeimbangkan antara membaca yang meningkatkan spiritual dan yang meningkatkan intelektualitas.
“Saya ingin menjawab terkiat bahwa beragama itu anti intelektualitas, anti sains, anti kemajuan, saya yakin bahwa ini orang yang beragama tapi salah dalam memahami agama.
Mempunyai kesadaran beragama tapi tidak mempunyai cukup ilmu agama. Ayat pertama adalah membaca, yang dalam ilmu akademik adalah penelitian dengan melakukan proses membaca teori, buku dan observasi terhadap fenomena,” jelasnya.
Kiai Cholil melanjutkan bahwa hadirnya Kecerdasan Buatan atau Artificial intelligence (AI) akan membuka cakrawala baru karena bisa menginterpretasikan dan memahami teks agama yang mudah dan cepat.
“Dengan adanya Artificial Intelligence, ada manfaatnya yaitu membuka cakrawala baru karena bisa menginterpretasi dan memahami teks agama dengan mudah dan cepat yang selama berabad-abad menjadi tugas dan domain bagi ulama dan teolog, yang menghabiskan bertahun-tahun mereka untuk mempelajari dan memahami teks-teks suci, ” ujar Cholil Nafis.
Selain itu, Cholil Nafis juga menambahkan bahwa AI seperti google maps yang kadang benar kadang juga menyesatkan.
“AI ibarat google maps, tidak selalu benar, kadang kalau kita menggunakan google maps dijalan, mungkin diarahkan ke jalan yang lebih cepat, tapi bisa juga diarahkan ke semak-semak atau menyesatkan,” lanjut Cholil Nafis.
Selain itu, Prof. Thomas juga memaparkan tentang Islam dan ilmu pengetahuan. Bahwa di dalam surat Mujadilah ayat 11 bahwa Allah akan mengangkat deraja orang-orang yang beriman dan orang-orang yang memiik ilmu pengetahuan.
“Begitu juga dalam segala aktivitas manusia harus ingat kepada Allah. Dalam surat Ali Imran ayat 190-191 yang menjadi inspirasi kita semua. Kita mestinya menjadi Ulil Albab yaitu selalu ingat Allah dalam segala aktivitas, senantiasa bertafakur tentang penciptaan langit dan bumi, selalu berdzikir ketika mengagungkan ciptaaan Allah, menjelajahi intelektual bisa saja benar atau salah. Hal menjadi motivasi untuk kita mempelajari ilmu atau sains tetapi tidak lepas dari kaidah keislaman yang kita pegang,” ungkap Prof. Thomas.
Prof. Thomas melanjutkan, bahwa Alquran kebenarannya mutlak tidak berubah, tetapi tafsiran bisa terus berkembang.
“Tafsir Alquran dengan IA bisa dipilih untuk mencari sesuatu dalam mengintegrasikan dalam tataran tafsir. Tafsiran Alquran terus berkembang dan sains juga terus berkembang. Dalam surat ar-Rahman ayat 33 menjadi tantangan ulama untuk mengetahui apa yang ada di bumi dan di langit untuk ditembus (melintasi) dengan sultan (kekuatan). Hal itu ditafsirkan dengan kekuatan IPTEK,” ujarnya.
Prof Thomas pun menjelaskan mengenai sains yang berkaitan dengan Al-Qur’an dan juga contoh satelit yang diciptakan dengan tenaga AI.
“Satu sisi yang ingin disampaikan, kita mempelajari alam semesta ini atau sains ini berkaitan dengan Al-Qur’an, karena banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang sains.
Saya akan melihat dari sudut pandang pengembangan sebuah satelit, dimana satelit saat ini diciptakan dengan AI,” ujar Thomas.
Setelah narasumber menyampaikan materi, acara ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan juga doorprize untuk mahasiswa, kemudian dilanjutkan juga dengan penampilan nyanyi sebagai penutup.
Zenita Cahyani: (Mahasiswi S1 Ekonomi Syariah Universitas Pamulang)