Diskursus Ekonomi dan Kependudukan: Menjawab Tantangan Pengangguran di Era Modern

- Penulis

Sabtu, 16 November 2024 - 21:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Diskursus Ekonomi dan Kependudukan: Menjawab Tantangan Pengangguran di Era Modern (Muhamad Aryadi . Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah, Universitas Pamulang).

i

Diskursus Ekonomi dan Kependudukan: Menjawab Tantangan Pengangguran di Era Modern (Muhamad Aryadi . Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah, Universitas Pamulang).

Pengantar

Di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah, pengangguran menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia. Memasuki tahun 2024, situasi ini semakin kompleks akibat berbagai faktor, seperti teknologi yang berkembang pesat, perubahan pola konsumsi, serta ketidakpastian ekonomi global. Dalam konteks ini, teori ekonomi dan kependudukan memainkan peran penting dalam memahami dan mencari solusi terhadap masalah pengangguran.

 

Definisi dan Jenis-Jenis Pengangguran

Pengangguran diartikan sebagai kondisi di mana individu yang mampu dan ingin bekerja tidak dapat menemukan pekerjaan. Jenis-jenis pengangguran dapat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti pengangguran friksional, struktural, dan siklikal. Di tahun 2024, kita dapat melihat bagaimana ketiga jenis pengangguran ini beroperasi dalam masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

Pengaruh Teknologi pada Pasar Tenaga Kerja

Teori ekonomi, khususnya yang berhubungan dengan pasar tenaga kerja, menjelaskan bahwa pengangguran dapat terjadi karena berbagai faktor. Salah satu penyebab utama adalah perubahan struktur pekerjaan akibat teknologi. Di tahun 2024, banyak perusahaan, terutama di sektor manufaktur dan layanan, beralih ke otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi. Misalnya, pabrik-pabrik di Indonesia telah mengadopsi robotika untuk proses produksi, yang menyebabkan banyak pekerja kehilangan pekerjaan mereka.

 

Teori Pengangguran Struktural

Teori Pengangguran Struktural (Structural Unemployment) menjelaskan bahwa pengangguran terjadi karena ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri. Hal ini relevan di tahun 2024, ketika teknologi informasi berkembang pesat dan otomatisasi semakin meluas di sektor manufaktur dan jasa. Banyak tenaga kerja dengan keterampilan lama yang tergantikan oleh teknologi, sementara peluang kerja yang baru, seperti dalam bidang data analitik atau pengembangan perangkat lunak, tidak dapat mereka isi karena kurangnya keterampilan.

 

Dampak Perusahaan Startup Berbasis Digital

Situasi ini diperparah dengan munculnya perusahaan-perusahaan startup yang berbasis digital. Banyak lulusan baru yang terampil dalam bidang teknologi informasi, tetapi tanpa pemahaman yang cukup tentang pasar kerja yang terus berubah, mereka seringkali tidak menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan mereka. Misalnya, di Jakarta, ribuan lulusan jurusan teknologi informasi tidak dapat menemukan pekerjaan karena banyak posisi yang tersedia sudah diisi oleh sistem otomatis dan aplikasi berbasis AI.

 

Teori Kependudukan dan Pasar Tenaga Kerja

Teori kependudukan memberikan wawasan mengenai bagaimana karakteristik demografi dapat mempengaruhi pasar tenaga kerja. Pada tahun 2024, kita melihat adanya lonjakan pengangguran di kalangan pemuda, khususnya mereka yang berusia 18 hingga 24 tahun. Menurut data terbaru, angka pengangguran di kalangan pemuda mencapai 23%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional yang sekitar 6%. Penyebab utama dari fenomena ini adalah kurangnya keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar. Banyak pemuda yang baru lulus dari sekolah menengah atau perguruan tinggi tidak memiliki pengalaman praktis atau keterampilan yang diinginkan oleh perusahaan.

Baca Juga:  Cara Gen Z Belajar Bahasa Korea Dari K-Drama dan K-Pop

 

Kesenjangan Keterampilan dan Pendidikan

Hal ini menciptakan kesenjangan antara pendidikan yang diterima dan keterampilan yang diperlukan, sehingga mempersulit mereka untuk memasuki dunia kerja.

 

Upaya Mengatasi Pengangguran

Mengatasi pengangguran memerlukan kerjasama antara berbagai pihak. Pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan perlu bersinergi untuk menciptakan program yang dapat menjembatani kesenjangan antara pendidikan dan kebutuhan industri. Di tahun 2024, beberapa inisiatif telah dilakukan di berbagai daerah untuk mengurangi pengangguran, seperti program pelatihan keterampilan yang difokuskan pada industri tertentu. Sebagai contoh, di Bandung, pemerintah daerah bekerja sama dengan beberapa perusahaan teknologi untuk menyelenggarakan pelatihan coding bagi pemuda. Program ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga menjalin koneksi langsung antara peserta dengan industri. Hasilnya, banyak peserta program ini yang berhasil mendapatkan pekerjaan di perusahaan-perusahaan lokal.

 

Peran Kebijakan Publik

Kebijakan publik juga berperan penting dalam mengatasi pengangguran. Investasi dalam pendidikan dan pelatihan vokasi harus menjadi prioritas. Di tahun 2024, beberapa negara telah mulai mengalihkan anggaran mereka untuk memperkuat sistem pendidikan vokasi dan memperkenalkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Selain itu, dukungan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) juga penting. UKM merupakan penyerap tenaga kerja yang signifikan, dan pemerintah harus memberikan akses mudah terhadap pendanaan serta pelatihan manajerial untuk meningkatkan kapasitas mereka. Dengan demikian, UKM dapat berkembang dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

 

Kesimpulan

Tantangan pengangguran di era modern memerlukan pendekatan yang menyeluruh, menggabungkan teori ekonomi dan kependudukan. Dengan memahami perubahan dalam pasar tenaga kerja dan karakteristik demografi, kita dapat merumuskan kebijakan yang lebih efektif. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan institusi pendidikan sangat diperlukan untuk menciptakan solusi berkelanjutan. Hanya dengan cara ini kita dapat mengatasi pengangguran dan membangun masyarakat yang lebih sejahtera di masa depan.

 

Penulis:

MuhamadAryadi

Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah, Universitas Pamulang

Berita Terkait

Opini: Kiamat Ekologi Cirebon dan Tata Ruang
Imah, Mahasiswi Terbaik Penerima Beasiswa KIP Kuliah di Institut Pariwisata Trisakti
Opini: Kebenaran Al-Quran
Pahala Menghafal Al-Qur’an
Tugas rasul terhadap Al-Qur’an
Opini: Hukum dan Al-Qur’an: Jalan menuju kehidupan yang adil dan bermakna
Kehidupan dengan Al-Qur’an
Peringatan bagi yang mendustakan Al-Qur’an
Berita ini 40 kali dibaca
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Minggu, 16 Maret 2025 - 23:22 WIB

DPRD Kota Tangerang: Griya Harmoni Warga (GHW) Wujud Pemerataan Fasilitas Umum  

Jumat, 14 Maret 2025 - 21:47 WIB

Polisi Gerebek Toko Kelontong di Tangerang, 376 Butir Obat Terlarang Disita

Kamis, 13 Maret 2025 - 20:53 WIB

Sachrudin-Maryono Perkuat Kamtibmas dan Stabilitas Ekonomi Jelang Arus Mudik

Rabu, 12 Maret 2025 - 18:36 WIB

Sachrudin Tinjau Kesiapan Program Mudik Gratis Jelang Lebaran 2025  

Rabu, 12 Maret 2025 - 13:15 WIB

Peringati HUT Kota Tangerang ke 32 Tahun, Disdik Gelar Lomba Tingkat

Selasa, 11 Maret 2025 - 19:46 WIB

Gubernur Banten Andra Soni Optimalkan Pendapatan Daerah, Bahas Pendidikan Gratis dan Sekolah Garuda

Selasa, 11 Maret 2025 - 18:24 WIB

Bupati Maesyal Pantau Gerakan Pasar Murah di Pagedangan, 2.950 Paket Sembako Disalurkan

Selasa, 11 Maret 2025 - 18:11 WIB

Sachrudin Bahas RPJMD 2025-2029: Percepat Program 3G untuk Masyarakat  

Berita Terbaru